Type Here to Get Search Results !

Laporan ke - 3 Analisis Materi Berbasis Masalah , Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Muhammadiyah Surakarta

0

BAB I. PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

            Program guru penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan seorang guru yang bisa membawa perubahan dan mendorong murid agar tumbuh secara holistic,aktif dan proaktif. Selain itu juga mengembangkan guru-guru yang ada disekitar untuk melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada murid sehingga murid bisa memiliki karakter profil pelajar pancasila. Agar tujuan tersebut tercapai maka, Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) dijalankan dengan menekankan pada kompetensi kepemimpinan pembelajaran yang mencakup komunitas praktik, pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai dengan profil belajar dan perkembangan murid dan beberapa kompetensi lain dalam rangka pengembangan diri dan sekolah.

            Dalam rangka mendukung PPGP maka perlu adanya pendamping guru penggerak yang memiliki kompetensi yang seperti diharapkan. Dengan demikian guru penggerak perlu diberikan bekal materi-materi yang sesuai diantaranya : modul 1 yang berisi (refleksi filosofi Pendidikan nasional,nilai dan peran guru penggerak,visi guru penggerak dan budaya positif), modul 2 (pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid,pembelajaran social dan emosional dan coaching untuk supervise akademik), modul 3(pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin,pemimpin dalam pengelola sumber daya dan pengelolaan program yang berdampak pada murid). Keseluruhan materi ajar tersebut itu diramu dalam siklus MERRDEKA, yang diawali dengan Mulai dari Diri, lalu dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Refleksi Terbimbing; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi Antarmateri; dan ditutup dengan Aksi Nyata.

            Dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan tahun 2023 dalam khususnya kategori 2, dimana peserta yang lulusan guru penggerak disamping melaksanakan PPG secara regular juga membuat tiga laporan. Lulusan PPGP tetap masih harus belajar dan juga mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, namun ini tidak seperti pelaksanaan PPG yang reguler. Sebagai peserta saya tetap melaksanakan dan mengikuti proses ini seperti biasanya hingga nanti selesai. Kegiatan dilaksanakan secara Sinkronus dan Asinkronus serta berpusat pada Learning Management System (LMS).

  1. Tujuan Guru Penggerak

            Program ini bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogik kepada guru sehingga dapat memberikan perubahan dan pengajaran yang berpusat pada murid. Dan guru penggerak harus bisa menjadi teladan dan agen perubahan yang bisa mewujudkan profil pelajar Pancasila.

Program Guru Penggerak menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia dimasa depan, yang bisa mendorong tumbuh kembang siswa secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan rekan sejawat dan guru-guru yang ada disekitarnya untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid. Selanjutnya, untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut, Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) ditekankan pada kepemimpinan pembelajaran yang meliputi komunitas praktik, pembelajaran sosial emosional, pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan profil belajar murid.

Sedangkan tujuan Pendidikan profesi guru yaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah untuk mengembangkan kompetensi guru sehingga seorang guru akan menjadi guru yang professional dalam bidangnya.

  1. Manfaat Kegiatan

            Manfaat tidak hanya didapat Ketika program sedang berlangsung, namun peserta juga akan merasakan manfaatnya setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Lalu apa saja manfaat yang didapat dari Program Guru Penggerak? Berikut ini berbagai manfaatnya bagi seorang guru yang mengikuti Program Guru Penggerak. Sebagai berikut:

1.   Mengembangkan kompetensi dalam lokakarya Bersama

2.   Meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid

3.   Program ini diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan guru sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada siswa.

4.   Dengan mengikuti PPG, Kamu bisa memiliki kompetensi lebih sebagai tenaga pengajar.

5.   Laporan ini memiliki manfaat yaitu untuk merefleksikan Kembali kegiatan yang telah dilakukan selama 6 bulan pada PPGP.

BAB II. PEMBAHASAN

  1. Pendampingan Invidu

            Dalam rangka mendukung PPGP dimaksud perlu adanya pendamping guru penggerak. Untuk mewujudkan hal tersebut guru penggerak akan diberikan materi-materi yang sesuai dimana materi tersebut akan terangkaum dalam 3 modul diantaranya: modul 1 yang berisi (refleksi filosofi Pendidikan nasional,nilai dan peran guru penggerak,visi guru penggerak dan budaya positif), modul 2 (pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid,pembelajaran social dan emosional dan coaching untuk supervise akademik), modul 3(pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin,pemimpin dalam pengelola sumber daya dan pengelolaan program yang berdampak pada murid). Semua materi tersebut terdapat dalam siklus MERRDEKA, yang diawali dengan Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Refleksi Terbimbing; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi Antarmateri; dan terakhir Aksi Nyata.

            Dalam Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 pendampingan invidu dilaksanakan sebanyak 6 kali pendampingan. Masing-masing calon guru penggerak memiliki pengajar praktek yang akan membantu dalam lokakarya,pendampingan individu dan pendampingan kelompok yang akan melibatkan berbagai pihak yang tujuannya untuk merefleksi semua pembelajaran yang sudah diberikan.dalam pendampingan tersebut kita bekerja sama dengan kepala sekolah ataupun rekan guru CGP.

Adapun kegiatan pendampingan yang telah saya laksanakan selama Pendidikan guru penggerak Angkatan 7 sebagai berikut:

Pendampingan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 proses pendampingan terlihat pada tabel berikut:

P1.

1.1  Meriview proses pembelajaran pada bulan ke-1

1.2  Kuesioner Feedback (Umpan Balik) Kepala Sekolah Calon Guru Penggerak SD Alam arrohmah Malang.

1.3  Kuesioner Feedback (Umpan Balik) Rekan Sejawat Calon Guru Penggerak SD Alam arrohmah Malang.

1.4  Kuesioner Umpan balik (Feedback) Murid Calon Guru Penggerak

1.5  Kuesioner Umpan balik (Feedback) Murid Calon Guru Penggerak

1.6  Diskusi Tantangan Penerapan Aksi Nyata Modul 1.1. dan 1.2

1.7  Instrumen Refleksi Proses Pendampingan

P2.

1.1.   Meriview proses pembelajaran bulan ke-2

1.2.   Diskusi tindak lanjut penerapan komunitas praktisi di sekolah (lembar kerja lokakarya 2)

1.3.   Diskusi proses penerapan disiplin positif di kelas CGP SD Alam arrohmah Malang.

1.4.   Diskusi refleksi tugas yang akan dibawa pada lokakarya 3

1.5.   Berdiskusi rencana yang akan dilakukan Calon Guru Penggerak terkait praktik dan pembelajaran yang telah dilakukan mengenai penerapan disiplin positif di kelas dan perintisan komunitas praktisi yang akan dilaksanakan di sekolah CGP

1.6.   Rencana tindak lanjut Proses Pendampingan

P3.

1.1  Meriview proses pembelajaran bulan ke-3

1.2  Diskusi dan refleksi mengenai komitmen CGP serta dukungan yang diberikan oleh kepala sekolah

1.3  Diskusi refleksi mengenai sosialisasi visi sekolah

1.4  Berdiskusi tentang rencana yang akan dilakukan Calon Guru Penggerak terkait praktik dan pembelajaran yang telah dilakukan mengenai penerapan disiplin positif di kelas dan perintisan komunitas praktisi

1.5  Diskusi mengenai praktik pemetaan kebutuhan belajar murid dan pembelajaran berdiferensiasi pada modul 2.1

1.6  Refleksi terhadap proses pendampingan

P4.

1.1  Meriview proses pembelajaran bulan ke-4

1.2  Berdiskusi dan refleksi dengan CGP setelah praktik coaching

1.3  Berdiskusi dan refleksi dengan rekan sejawat CGP setelah praktik coaching

1.4  Diskusi observasi kelas oleh rekan sejawat

1.5  Berdiskusi mengenai aksi nyata modul 2.1 dan 2.2 (Pendamping/Pengajar Praktik melihat serta bagaimana tugasnya)

1.6  Refleksi terhadap proses pendampingan

P5.

1.1  Meriview proses pembelajaran bulan ke-5

1.2  Berdiskusi dan refleksi dengan CGP mengenai hasil pemetaan sumber daya

1.3  Refleksi proses pembuatan peta sumber daya

1.4  Berdiskusi refleksi proses pengambilan keputusan

1.5  Berdiskusi mengenai refleksi pencapaian kompetensi bulan ke-5 berdasarkan Lembar Pengecekan Mandiri Kompetensi pada Lokakarya 5

P6.

1.1  Meriview proses pembelajaran bulan ke-6

1.2  Berdiskusi progres dan penerapan program sekolah yang berdampak pada murid

1.3  Berdiskusi tantangan yang dihadapi dan solusinya

1.4  Berdiskusi mengenai implementasi aksi nyata modul 3.1, 3.2 dan 3.3

1.5  Berdiskusi persiapan lokakarya 7

1.6  Refleksi terhadap proses pendampingan

Program guru penggerak bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan sehingga seorang guru nantinya kan bisa membuat pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Pada proses pendampingan melibatkan rekan guru, siswa, kepala sekolah dan komite sehingga kegiatan PGP sangat banyak manfaanya untuk transformasi Pendidikan di Indonesia.

  1. Pendampingan Kelompok

Kegiatan lokakarya dalam Pendidikan guru penggerak terdiri dari lokakarya. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Kegiatan lokakarya tersebut adalah (1) Menggerakkan komunitas belajar rekan sesama guru dan lingkungan sekitar (2) Menjadi pengajar praktik bagi rekan sejawat dalam peningkatan pembelajaran disekolah, (3) Mendorong munculnya kepemimpinan murid disekolah , (4) membika ruang diskusi dan kolaborasi sesame rekan sejawat disekolah. Kegiatan lokakarya yang dilaksanakan setiap 1 bulan sekali sangat bermanfaat sekali bagi CGP disamping Jajang untuk refresing setelah bergelut dengan tugas yang ada di LMS disana kita juga belajar dan bertemu dengan CGP lain yang berasal dari berbagai daerah sehingga kita banyak belajar dan berdiskusi dengan para CGP yng mempunyai kompetensi yang berbeda-beda disetiap daerahnya.

Puncak dari Pendidikan guru penggerak ini adalah  pada lokakarya 7 yaitu panen hasil karya. Dalam kegiatan LK. 7 semua kelompok dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk membuat stan. Dimana stan tersebut akan berisi hasil karya yang sudah dihasilkan oleh calon guru penggerak Selma proses Pendidikan. Di dalam lokakarya 7 itu setiap kelompok juga menampilkam bakat yang mereka miliki dan juga mempresentasikan program mereka bagi CGP yang telah terpilih. 

  1. Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid

Pada pelaksanaan Pendidikan guru penggerak Angkatan 7 banyak program yang sudah dilaksanakan di SD Alam Arrohmah Malang.

Program-program yang sudah dilaksanakan seperti:

1.      Penerapan budaya positif

Budaya positif yang dijalankan disekolah kami adalah membuat kesepakatan kelas dimana siswa ikut andil dalam pembuatan kesepakatan kelas sehingga siswa merasa dihargai dan percaya dalam kesepakatan kelas yang sudah dibuat. Selain itu budaya positif lainnya adalah pelaksanaan sholat dhuha secara berjamaah yang dilaaksanakan dari semua jenjang dimana 4-6 melaksanakaan sholat dhuha secara berjamaah dan untuk kelas 1-3 dilaksanakan didalam kelas. Program sholat dhuha yang dilakukan secara berjamaah membuat anak-anak lebih bisa dikondisikan dan tidak mengurangi jam Pelajaran karena anak-anak bisa terkondisi dengan baik dan tidak membuang banyak waktu.

2.      Melaksanan segitiga restitusi

            Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)

Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).

            Restitusi akan membantu murid untuk menemukan kesalahannya sendiri dan memperbaiki kesalahannya sehingga siswa akan menjadi pribadi yang positif.

Melalui restitusi, Ketika murid melakukan suatu kesalahan maka guru akan menanggapinya dengan cara merefleksinya sehinga murid tidak merasa disalahkan dan harga diriny juga akan terselamatkan.

3.      Coaching Model Tirta

Coaching membuat murid bisa membuat keputusan untuk menemukan sendiri kesalahan dan penyelesaiannya.pada saat saya melakukan coaching dengan murid saya yaitu mbak zyrli  yang lupa membawa seragam ganti pada saat jam olahraga dan mbak el shofi yang selalu terlambat masuk sekolah.setelah coaching yang saya lakukan dengan kedua siswa tersebut Alhamdulillah mereka bisa menyadari sendiri kesalahannya dan bisa merubah kebiasaan mereka.

4.      Pembelajaran berdiferensiasi

Kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada profil belajar, minat dan kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi disekolah saya laksanakan melalui diferensiasi proses,konten dan produk yang dipilih berdasarkan materi dan kondisi kelas pada saat itu.

5.      Pembelajaran social emiosional

Pembelajaran social emosional berbasis mindfulness bisa dengan cara mendengarkan music ataupun murotal sehingga anak-anak bisa merasa nyaman dan memiliki kesadaran penuh dan pembelajaran yang akan kita ajarkan akan mudah diterima.bisa juga dalam bentuk menyampaikan atau menuliskan apa yang dirasakan pada saat itu. Penerapan pembelajaran sosial emosional yang sudah saya lakukan dikelas adalah menggunakan mindfulness yaitu mendengarkan murotal,menyanyikan yel-yel kelas,senam dan Kerjasama kelompok, dan pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kelompok.

6.      Pembuatan program MISDE

Kegiatan program MISDE ini adalah kegiatan pembiasaan mengerjakan soal matematika dimana setiap siswa akan diberikan soal matematika berupa penjumlahan,pengurangan,perkalian dan pembagian sehingga siswa tidak akan kesulitan lagi dalam mengerjakan soal matematika. Soal yang terdapat dalam MISDE adalah soal-soal yang dijadikan dasar dalam pembelajaran matematika dan program MISDE ini akan diselesaikan selama 3 bulan. Jika siswa bisa tuntas menyelesaikan program MISDE ini maka pembelajaran matematika akan mudah diterima karena dasar yang harus dimiliki siswa sudah tuntas.

BAB III PENUTUP

  1. Refleksi

            Saya Surya ningsih S.Pd  Guru Penggerak  Angkatan 7 yang berasal dari kabupaten malang, Kegiatan pendidikan guru penggerak angkatan 7 yang pelaksanaannya kurang lebih selama 6 bulan, tentunya banyak ilmu, dan pengalaman yang nantinya bisa saya tularkan kepada rekan guru di MGMP Matematika kabupaten malang, khususnya rekan guru di SD Swasta Alam Arrohmah Malang dan kepada murid-murid saya sehingga bisa menjadi pemimpin dalam pembelajaran dengan menerapkan Merdeka belajar dan pembelajaran yang berpihak pada murid sehingga tercipta karakter profil pelajar Pancasila.

Pada saat ini juga saya melaksanakan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan kategori 2 di Universitas Muhammadiyah Surakarta sejuh ini Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar. Pengalaman selama mengikuti PPGP dan PPG merupakan modal utama bagi saya untuk untuk mewujudkan pembelajaran yang berdampak pada murid. Kemudian dampak lainya, metode mengajar saya semakin bervariatif dan berpihak pada murid dengan mengedepaankan pembelajaran berdiferensiasi.

            Semoga dengan adanya program pendidikan guru penggerak ini dapat menggerakkkan kita sebagai guru. Untuk mewujudkan Pendidikan Indonesia yang maju dan sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.

  1. Tindak Lanjut

            Setiap program yang sudah selesai dilaksanakan membutuhkan Rencana Tindak Lanjut (RTL). Hal ini karena RTL merupakan salah satu jaminan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan program. Dengan adanya RTL akan memudahkan dalam menerapkan program ke depannya. Bukan hanya terkait program lanjutan yang akan dijalankan tetapi juga terkait asset yang dimiliki diantara media yang digunakan,bangunan dan kompetensi guru dimana itu juga merupakan aset yang dimiliki oleh sekolah yang bis akita ajak berkolaborasi.

            Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, berikut ini beberapa RTL yang akan dilaksanakan setelah mengikuti Pendikan Guru Penggerak Angkatan 7 Melakukan refleksi akhir program Pendidikan Guru Penggerak. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang kita miliki sebagai guru guna untuk perbaikan dimasa depan. Kegiatan dilaksanakan melalui umpan balik dari kepala sekolah, rekan sejawat, murid, dan orang tua/wali murid. Tidak hanya itu kegiatan juga dilakukan melalui diskusi antar teman sejawat dan komunitas-komunitas praktisi yang ada disekitar.

            Salah satu rencana tindak lanjut merupakan kompetensi guru penggerak yaitu Mengembangkan sosialisasi program Pendidikan Guru Penggerak bagi komunitas praktisi di dalam dan sekitar sekolah. Tujuannya adalah untuk menggalang kekuatan dan potensi di lingkungan sekolah dan sekitar untuk bersama-sama tergerak, bergerak, dan menggerakkan. Sosialisasi yang dilakukan menyangkut garis besar pengalaman dan praktik baik selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3. Selain itu, juga menyebarluaskan pemahaman dan pengetahuan lainnya terkait pembelajaran berpusat pada murid; Melakukan pendekatan secara efektif dan berkolaborasi sehingga bisa menghasilkan kesepakatan bersama Strategi pengembangan kompetensi kepemimpinan sekolah yaitu Melakukan koordanasi dengan semua pihak dengan program: MISDE (Math is delicious) dalam pelaksanaan program MISDE ini melibatkan  melibatkan siswa kelas 4 dan wali kelas kelas 4 , guru matematika dan orang tua.

Kegiatan yaitu

1.      Konsultasi Bersama kepala sekolah, wakil kepala sekolah kurikulum dan wali kelas 4

2.      Rapat Bersama rekan guru matematika

3.      Mencetak buku yang akan digunakan

4.      Sosialiasi program kegiatan kepada seluruh kelas 4

5.      Pelaksanaan kegiatan.

            Demikian RTL yang akan dilaksanakan ke depannya. RTL yang disusun bersifat jangka panjang dan berkelanjutan. Pelaksanaan masing-masing program disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah. Sebelum implementasi RTL terlebih dahulu diperlukan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan kolaborasi dengan sejawat. Tujuannya agar semua program tindak lanjut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya risiko dalam pelaksanaan RTL, penting menyusun manajemen risiko.

 DAFTAR PUSTAKA

https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku panduan Pendidikan guru penggerak, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).2020

Simon Petrus Rafael M.Pd , Modul Paradigma dan Visi Guru Penggerak, Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, 2020

Aditya Dharma, Nilai-Nilai Dan Peran Guru Penggerak, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).2020

Amalia Jiandra Tiasari, S.Psi. Dr. Murti Ayu Wijayanti, Budaya Positif, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).2020



Posting Komentar

0 Komentar