Type Here to Get Search Results !

Laporan ke - 1, Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Muhammadiya Surakarta

0

BAB I. PENDAHULUAN


1.1. Latar belakang

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2019-2024 salah satu visi Pemerintah yaitu focus pada Sumber Daya Manusia (SDM) melalui peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kemendikbudristek mengembangkan rangkaian kebijakan Merdeka Belajar pada tahun 2019. Tujuannya adalah mengubah pola pikir publik dan pemangku kepentingan pendidikan menjadi komunitas penggerak pendidikan.

Dengan demikian, merdeka belajar yaitu memberikan kesempatan bagi murid untuk belajar dengan nyaman dan bahagia tanpa adanya rasa tertekan. Sebagai rangkaian kebijakan Merdeka Belajar, Kemendikbudristek telah mengeluarkan empat paket kebijakan, yang salah satunya yaitu Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang mendorong guru untuk berkolaborasi membentuk karakter murid yang sesuai dengan profil pelajar pancasila sesuai yang tertuang dalam Permendikbudristek Nomor 26 Tahun 2022 Tentang Pendidikan Guru Penggerak, bahwa Pendidikan Guru Penggerak dilaksanakan dengan prinsip: profesional; transparan; akuntabel; terbuka; kolaboratif; dan berkelanjutan.

Dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan tahun 2023 dalam khususnya Angkatan II Tahun 2023, peserta yang lulusan guru penggerak melaksanakan PPG dengan membuat tiga laporan salah satunya laporan analisis materi berbasis masalah, yang di kerjakan secara mandiri oleh peserta PPG dalam jabatan Angkatan II Tahun 2023. Tugas tersebut sejalan dengan surat Kemdikbudristek tertanggal 11 Agustus 2023 tentang Pelaksanaan PPG Dalam Jabatan Tahun 2023 bagi Lulusan Pendidikan Guru Penggerak tidak serta merta langsung lulus PPG tapi tetap melaksanakan tugas secara mandiri.

Dengan demikian surat tersebut merupakan dasar dalam membuat laporan ini sebagai salah satu syarat bagi peserta Pendidikan prosesi guru lulusan guru penggerak. Dalam pembuatan laporan ini penulis akan menyandingkan dan mengaitkan materi dan aksi nyata yang sudah dilaksanakan saat mengikuti Pendidikan guru penggerak.

1.2. Tujuan kegiatan

Program Guru Penggerak menyiapkan para pemimpin pendidikan yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut, Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) dijalankan dengan mengedepankan kompetensi kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) yang mencakup komunitas praktik, pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai perkembangan murid, dan kompetensi lain dalam pengembangan diri dan sekolah.

Guru penggerak mempunyai nilai-nilai dan peranan yang bisa meningkatkan keprofesionalan dan kinerja dalam pembelajaran tidak hanya sampai disitu guru penggerak juga harus mengembangkan visi yang diharapkan akan membuat perubahan disekolah ataupun pada dirinya sendiri. Sedangkan tujuan dari Pendidikan profesi guru adalah mempersiapkan individu untuk menjadi pendidik yang kompeten, berpengalaman, dan profesional. Tujuan ini mencakup berbagai aspek dalam persiapan guru untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab mereka dalam memberikan pendidikan yang berkualitas kepada siswa.

1.3. Manfaat kegiatan

Banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil setelah mengikuti kegiatan guru penggerak yang bis akita aplikasikan kepembelajaran kita dan keorang-orang sekitar kita.
Manfaat setelah mengikuti program guru penggerak diantaranya:
  1. Mengembangkan kompetensi dalam lokakarya Bersama
  2. Selama 6 bulan peserta akan mendapatkan Pendidikan Guru Penggerak dan pengembangan kompetensi dalam lokakarya bersama. Pendidikan ini mencakup pelatihan lokakarya, daring, konferensi, dan pendampingan individu secara gratis. Selama mengikuti proses Pendidikan guru penggerak ini kita masih bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik.
  3. Meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid
  4. Meningkatkan kinerja guru untuk menjadi pendidik dan pengajar dengan lebih baik.
  5. Dengan mengikuti PPG, kita akan menjadi seorang pendidik yang lebih prefesional
  6. Laporan ini memiliki manfaat yaitu untuk merefleksikan Kembali kegiatan yang Pendidikan guru penggerak selama 6 bulan pelaksanaan.

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar Dewantara

“Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)

Berdasarkan papa yang dituliskan KHD diatas bahwa seorang guru sejatinya bisa menuntun anak sesuai kodrat alam dan zamannya dimana anak anak kita ajarkan keterampilan abad 21 dimana semua kecanggihan dan kemudahan dapat kita pelajari semuanya. Dan dengan kodrat alaminya dimana seorang anak dengan berbagai karakter yang ada akan kita tuntun untuk menjadi pribadi yang selamat dan Bahagia.

Ki Hajar Dewantara adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia yang memiliki peran penting dalam perkembangan sistem pendidikan nasional. Filsafat pendidikan nasional yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara sangat memengaruhi arah pendidikan di Indonesia. 

Berikut adalah beberapa refleksi filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara:
  1. Pendidikan untuk Semua (Education for All): Ki Hajar Dewantara menekankan Pendidikan yang bisa diakses oleh semua orang tanpa memandang apapun.
  2. Pendidikan Karakter (Character Education): Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan kepribadian.
  3. Pendidikan Berbasis Budaya Lokal (Local Cultural-Based Education): Pendidikan yang menekankan tentang pentingnya menghargai dan menghormati budaya local.
  4. Pendidikan Aktif dan Kreatif (Active and Creative Education): Ki Hajar Dewantara mendorong pendekatan pendidikan yang aktif dan kreatif. dimana siswa harus terlibat aktif dalam setiap pembelajaran dan bisa bebas berpikir kreatif.
  5. Pendidikan Sebagai Proses Seumur Hidup (Lifelong Learning): Pendidikan tidak hanya berhenti dalam Pendidikan formal tetapi tetap harus menjadi seorang pembelajar sepanjang hidup.
  6. Pendidikan sebagai Sarana Pemberdayaan (Empowerment): Melalui pendidikan, individu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan kualitas hidup.
  7. Pendidikan Holistik (Holistic Education): Pendidikan harus memperhatikanseluruh aspek kehidupan individu.
  8. Pendidikan yang Menghormati Keunikan Individu (Respect for Individuality): Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa setiap individu memiliki potensi dan bakat yang unik.

Aksi nyata yang saya lakukan dalam pembelalajaran refleksi filosofi KHD adalah penyambutan pagi yang dilakukan agar anak merasa kehadiranya dinantikan,memulai pembelajaran dengan menyenangkan, anak-anak belajar mengungkpkan pembelajaran dengan bahasanya sendiri dan pembelajaran dilakukan dengan menyenangkan. Aksi nyata dapat dilihat https://www.youtube.com/watch?v=qssWzYt9DX4

2.2. Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak

Nilai-nilai dan peran guru penggerak sangat penting dalam pembentukan pendidikan yang berkualitas. Guru penggerak adalah mereka yang memiliki peran aktif dalam mendorong perubahan dan inovasi dalam sistem pendidikan. Berikut adalah beberapa nilai-nilai dan peran utama guru penggerak:

1. Nilai-Nilai Guru Penggerak yaitu

1. Berpihak pada murid

Ada 4 hal utama yang menobang keberhasilan pembelajaran yang berpihak pada murid diantaranya : Pemahaman bersama tentang  filosofi Pendidikan Ki hajar dewantara, Guru, lingkungan danstrategi pembelajaran. Pembelajaran yang berpihak pada murid segala  keputusan yang diambil oleh guru harus berdasarkan perkembangan murid.

2. Mandiri
Seorang guru harus bisa mendorong dirinya sendiri untuk menuju perubahan. Guru penggerk yang mandiri bisa memotivasi diri sendiri untuk melakukan perubahan baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Untuk melakukan hal tersebut tidakperlu menunggu perintah dari atasan atau menunggu ada pelatihan untuk membuat diri sendiri lebih baik.

3. Reflektif
Guru penggerak yang reflektif adalah guru yang mampu merefleksi segala tindakan,mau menerima saran atau kritik yang nantinya akan membuat perubahan pada diri sendiri dan orang lain.guru penggerak juga bisa merefleksi segala apa yang sudah dilaksanakan sehinga bisa memperbaiki untuk kedepannya tidak hanya itu guru penggerak juga harus bisa mencari solusi atas tindakan yang sudah dilakukan.

4. Kolaboratif
Sangat penting sekali bagi seorang guru penggerak untuk bisa berkolaboratif dengan rekan sejawat,siswa,walimurid dan komunitas praktisi lainnya.dengan adanya kolaboratif yang baik akan tercipta komunikasi yang positif.

5. Inovatif.
Seorang guru penggerak mampu menciptakan gagasan-gagasan baru yang bisa menumbuhkan perubahan disekolah ataupun lingkungan sekitar.guru penggerak mampu mencari solusi dan merefleksikan apa yang ada disekitarnya.

2. Peran Guru Penggerak

Peran guru penggerak yaitu menjadi pemimpim pembelajaran, menggerakkan komunitas praktis, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru dan mewujudkan kepemimpinan murid.seorang guru akan menjadi pemimpin pembelajaran yang baik jika dia bisa menciptakan pembelajaran sesuai filosofi KHD yaitu Ing ngarso sung tuladha,ing madya mangun karsa dan tutwuri handayani. Guru penggerak juga harus bisa menjadi coach bagi rekan sejawat atau muridnya. Dengan adanya proses coaching yang dilakukan oleh guru penggerak diharapkan nanti bisa melihat potensi yang ada
pada rekan guru dan siswanya.

Guru penggerak juga harus mampu menumbuhkan kepemimpinan pada murid. Guru memberikan pembelajaran yang menarik,mampu menumbuhkan kodrat alam yang dimiliki oleh siswa. Membentuk kedekatan dengan murid sangat penting dalam pembelajaran karena dengan adanya kedekatan tersebut guru akan mudah menanamkan karakter.

2.3. Visi Guru Penggerak

Visi dari guru penggerak adalah mewujudkan anak-anak Indonesia yang memiliki profil pelajar Pancasila. Yaitu pelajar yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, mandiri, inovatif, berkebhinekaan global, mampu hidup bergotong royong, serta mampu bernalar kritis. Dalam merumuskan sebuah visi kitab isa menggunakan model inkuiri Apresiasi BAGJA dimana “B” adalah buat pertanyaan utama, “A” Ambil Pelajaran, “G” Gali mimpi,”J” jabarkan rencana dan “A”Atur eksekusi.

Pada saat saya mengikuti program guru penggerak kami menuliskan sebuah visi yang kami ambil berdaarkan pengalaman saya mengajar pada saat itu. Judul visi saya adalah “Bagaimana siswa kelas 6 bisa belajar tematik dengan metode daring” diana saya menggunakan kanvas BAGJA dalam menyelesaikan visi yang akan saya buat.hasil yang sudah dibuat bisa dilihat di

Seiring berjalannya waktu dalam mengikuti Pendidikan guru penggerak maka
saya belajar menentukan visi yang ada disekolah saya. Saya belajar bagaimana
menentukan visi sekolah dibantu oleh pendamping dan kepala sekolah. Hasil
merumuskan visi guru penggerak (SD Alam Arrohmah malang) yaitu:
Mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha
Esa .Yaitu menjadikan peserta didik menjadi individu yang beriman dan bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa baik dirumah maupun disekolah.

2.4. Budaya positif.

Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaankebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat, dan bertanggung jawab.untuk menciptakan budaya tersebut tidaklah mudah membutuhkan seorang guru yang hebat yang bisa menuntun dan membentuk siswa agar memiliki karakter yang positif tanpa harus mengubah kodrat yang dimiliki anak.budaya positif yang dikembangkan disekolah bisa terlaksana jika dilakukan secara terus menerus dan  guru sebagai teladan.
Salah satu contoh penerapan budaya positif yang telah saa laksanakan di sekolah yaitu melaksanakan sholat dhuha secara berjamah dan kesepakatan kelas.
dengan konsep sebagai berikut:

1. Latar belakang

Pembentukan Karakter Peserta didik disekolah sangat penting dilakukan dengan sentuhan sederhana mungkin. Saya menerapkan budaya positif yang pertama adalah kesepakatan kelas dan karena sekolah tempat saya mengajar adalah sekolah islam sehingga budaya-budaya yang digunakan disana sesuai dengan visi misi yang diterapkan disekolah kami yaitu sekolah berbasis tauhid.karena keterbatasan tempat yang kita miliki dan jumlah murid yang banyak maka kegiatan sholat dhuha dilakukan hanya dalam kelas kecil saja ternyata hal tersebut sangat berdampak bagi kegiatan belajar mengajar yang cenderung tidak efektif karena membutuhkan banyak waktu dan sumber daya untuk mengkondisikan. Untuk meminimalisir waktu dan memberikan kesempatan anak-anak untuk mengenal satu sama lain maka sholat dhuha berjamaah yang dilakukan dari jenjang kelas 4-6 yang bagus dilaksanakan.


2. Tujuan Kegiatan:

1. Untuk melakukan perubahan praktik disiplin dengan budaya positif sesuai
profil pelajar Pancasila.
2. Dengan adanya sholat dhuha secara berjamaah ini akan membuat proses
belajar mengajar lebih efektif dan pelaksanaan sholat dhuha secara
berjamah juga maksimal karena tidak akan memotong jam Pelajaran.

3. Tolak Ukur

1. Guru-guru saling berkolaborasi mewujudkan praktik disiplin sesuai dengan
profil pelajar Pancasila.
2. Murid-murid berperan aktif
3. Adanya perubahan karakter dan perilakuk sesuai kesepakan kelas
4. Suasana kelas menjadi menyenangkan.
5. Melaksanakan sholat dhuha secara sadar dan tidak ada paksaan.
6. Ananda bisa nyaman melaksanakan sholat dhuha secara berjamaah.

BAB III. PENUTUP

3.1 Refleksi

Saya Surya ningsih,S.Pd. GP Angkatan 7 Kabupaten Malang, Salah satu kegiatan pendidikan guru penggerak angkatan 7 yang dilaksanakan kurang lebih selama 6 bulan, tentunya banyak ilmu, wawasan dan pengalaman yang saya dapatkan nantinya dapat saya tularkan kepada rekan guru di Gugus dan khususnya rekan guru ditempat saya mengajar dan peserta didik di SD alam Arrohmah Malang sehingga mampu menjadi pemimpin pembelajaran, menerapkan merdeka belajar sehingga terwujud Profil Pelajar Pancasila.

Pada saat ini juga saya melaksanakan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan kategori 1 di Universitas Muhammadiyah Surakarta, hingga sejauh ini kegiatan berjalan lancar. Pengalaman selama mengikuti PPGP adalah modal utama bagi saya untuk mewujudkan aksi nyata disekolah saya bertugas, dengan harapan apa yang saya pelajari dan saya dapatkan dari kedua kegiatan ini bisa berdampak pada warga sekolah khususnya murid-murid disekolah saya tempat mengajar. Dampak lainnya yang saya dapatkan adalah metode pembelajaran yang saya terapkan dikelas lebih berfariatif mengedepankan pembelajaran yang berpusat pada murid dan pembelajaran berdiferensiasi sosial emosional yang bisa memberikan wadah bagi murid-murid yang mempunyai kemampuan dan kompetensi yang beragam.

Semoga dengan adanya program pendidikan guru penggerak ini akan membuka wawasan kita sebagai guru untuk senantiasa bergerak memajukan Pendidikan diindonesia. Setiap pendidik bisa menjadi pemimpin dalam pembelajan,menjadi seorang guru yang kreatif dan inovatif sehingga dapat membentuk karakter siswa yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

3.2 Tindak Lanjut

Setiap selesai melaksanakan suatu program kita membutuhkan Rencana Tindak Lanjut (RTL). Karena RTL ini adalah jaminan keberlangsungannya program yang telah kita laksanakan. RTL ini akan memudahkan kita dalam implementasi program ke depannya. Dan sebagai bentuk karya kita yang bisa dijadikan referensi oleh guru-guru yang lain jika melaksnakan program yang sama.

Membutuhkan perencanaan yang matang untuk bisa menyusun RTL yang baik sesuai program berdasarkan potensi dan kekuatan yang dimiliki. Selain itu, kita juga harus mempertimbangkan aset yang kita miliki dan akan dikembangkan. Termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia sebagai aset untuk koordinasi dan kolaborasi. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, berikut ini beberapa RTL yang akan dilaksanakan setelah mengikuti Pendikan Guru Penggerak Angkatan 7 Melakukan refleksi akhir program Pendidikan Guru Penggerak. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melihat potensi yang kita miliki dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan kita dalam melaksanakan proses pembelajaran. 

Kegiatan  ini dilaksanakan melalui umpan balik dari kepala sekolah, rekan sejawat, murid, dan orang tua/wali murid. Selain itu juga bisa dilaksanakan dengan cara diskusi dengan komunitas-komunitas praktisi yang ada disekitar sekolah. Salah satu kegiatan RTL yang akan saya kembangkan adalah memberikan pemahaman dan diseminasi tentang manfaat mengikuti Pendidikan guru penggerak baik untuk kita sendiri,murid,sekolah dan lingkungan sekitar kepda rekan sejawat dan komunitas praktisi yang ada dilingkungan sekitar sekolah. Selain itu saya juga akan menyebarkan pemahaman dan pengetahuan tentang pembelajran yang berpusat pada murid yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional yang bertujuan untuk membentuk karakter murid yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. 

Untuk melaksanakan kegiatan RTL ini saya akan menguatkan program budaya positif yang sudah kita bangun dengan melibatkan seluruh warga sekolah,komite dan orang tua.kegiatannya adalah:
  • Konsultasi Bersama kepala sekolah, ibu wakil kepala sekolah bidang siswaan
  • Rapat Bersama rekan guru bagian kesiswaan
  • Membuat kuisioner melalui aplikasi form dan sejenisnya
  • Sosialiasi program kegiatan kepada seluruh warga sekola
  • Demikian RTL yang akan dilaksanakan ke depannya. RTL yang disusun bersifat jangka panjang dan berkelanjutan. Pelaksanaan masing-masing program akan disesuaikan dengan kondisi sekolah dimana sebelum program itu terlaksana diperlukan koordinasi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat. Karena setiap kegiatan pasti ada resiko yang akan kita hadapi maka akan dibuat terlebih dahulu manajemen resiko sehingga kemungkinan kecil resiko yang akan kita hadapi.

DAFTAR PUSTAKA



Posting Komentar

0 Komentar